Dukung Program Tiga Juta Rumah, Mendagri Minta Daerah Sosialisasikan Kebijakan PBG bagi MBR Rohim, S.E.M.M, Resmi Jabat Sekcam Mulak Ulu Wamendagri Ribka Haluk Bicara Tindak Lanjut Hasil Pleno BP3OKP Proyek Pembangunan Kantor Gubernur Papua Barat Daya Diduga Tak Transparan, Masyarakat Desak Pemerintah Bertindak Mendagri Buka KPPD Gelombang II Lemhannas, Dorong Kepala Daerah Tingkatkan Kapabilitas Pemerintahan Wamendagri Ribka Tegaskan Komitmen Pemerintah Percepat Penyaluran Dana Otsus dan Penguatan Kapasitas Daerah Papua

Berita

Baru 3 Bulan Dibangun, Talut Sungai Kali Mariat Sudah Retak dan Ambrol

badge-check


					Baru 3 Bulan Dibangun, Talut Sungai Kali Mariat Sudah Retak dan Ambrol Perbesar

SORONG || CendrawasihTV |Talut sungai di Kali Mariat, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, yang mulai dikerjakan pada Juni lalu dan baru selesai sekitar tiga bulan, kini sudah mengalami kerusakan parah. Kondisinya memprihatinkan, beton retak memanjang, sebagian patah dan bergeser, bahkan ada yang ambrol sehingga meninggalkan celah besar di sisi sungai.

Pantauan di lapangan menunjukkan, talut ini dibangun tanpa menggunakan besi tulangan atau cor beton bertulang yang seharusnya menjadi standar dalam konstruksi penahan tanah. Akibatnya, struktur terlihat rapuh dan mudah rusak meski usia bangunan masih sangat baru.

Proyek talut tersebut diketahui berasal dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat melalui Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan (OP) III Sumber Daya Air (SDA) Papua Barat, dengan pembiayaan bersumber dari APBN Tahun 2025. Namun, hasil yang terlihat di lapangan jauh dari harapan masyarakat.

Warga setempat mengaku kecewa dengan kondisi ini. “Baru sebentar selesai, sekarang sudah hancur begini. Kalau dibangun dengan benar, harusnya bisa bertahan bertahun-tahun,” ungkap seorang warga yang ditemui di lokasi.

Kerusakan, ini menimbulkan kekhawatiran serius, terutama menjelang musim penghujan. Talut yang seharusnya berfungsi menahan arus air justru berisiko ambruk lebih parah ketika debit sungai meningkat. Jika dibiarkan, kerusakan bisa mengancam pemukiman warga dan sekolah yang berada di sekitar bantaran sungai.

Masyarakat mendesak agar instansi terkait segera melakukan audit dan pemeriksaan menyeluruh terhadap proyek ini. “Dari awal proyek ini dikerjakan tidak ada papan informasi siapa yang kerja dan berapa besar anggarannya,” ungkap seorang warga lain. Mereka menilai perlu ada transparansi dalam penggunaan anggaran serta evaluasi teknis untuk memastikan pembangunan infrastruktur benar-benar sesuai standar.

Bangunan yang dibiayai dari uang rakyat seharusnya memberikan manfaat jangka panjang, bukan justru menimbulkan masalah baru hanya dalam hitungan bulan setelah selesai dikerjakan.

Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dukung Program Tiga Juta Rumah, Mendagri Minta Daerah Sosialisasikan Kebijakan PBG bagi MBR

5 November 2025 - 22:18 WIT

Rohim, S.E.M.M, Resmi Jabat Sekcam Mulak Ulu

5 November 2025 - 22:15 WIT

Wamendagri Ribka Haluk Bicara Tindak Lanjut Hasil Pleno BP3OKP

5 November 2025 - 19:59 WIT

Proyek Pembangunan Kantor Gubernur Papua Barat Daya Diduga Tak Transparan, Masyarakat Desak Pemerintah Bertindak

5 November 2025 - 16:02 WIT

Mendagri Buka KPPD Gelombang II Lemhannas, Dorong Kepala Daerah Tingkatkan Kapabilitas Pemerintahan

5 November 2025 - 15:38 WIT

Trending di Berita

You cannot copy content of this page